Modul 5: Perangkat Jaringan - Router
Tujuan Pembelajaran
- Memahami fungsi dan cara kerja router dalam jaringan
- Mengenal komponen-komponen fisik router
- Mampu mengkonfigurasi dasar router Cisco
- Memahami konsep routing static dan dynamic
- Mampu melakukan konfigurasi NAT pada router
- Memahami konsep routing table dan proses decision making
5.1 Konsep Dasar Router
Router adalah perangkat jaringan yang berfungsi untuk menghubungkan beberapa jaringan yang berbeda dan menentukan rute terbaik untuk pengiriman data berdasarkan alamat IP tujuan.
Definisi Router
Router adalah perangkat layer 3 (Network) yang menggunakan alamat IP untuk membuat keputusan routing dan meneruskan paket data antar jaringan yang berbeda. Router beroperasi berdasarkan routing table yang berisi informasi tentang jaringan yang terhubung.
Fungsi Router dalam Jaringan
Klik pada setiap fungsi untuk melihat penjelasan:
Routing
Menentukan jalur data
Forwarding
Meneruskan paket data
NAT
Network Address Translation
Firewall
Keamanan dasar
Perbedaan Router dan Switch
| Aspek | Router | Switch |
|---|---|---|
| Layer OSI | Layer 3 (Network) | Layer 2 (Data Link) |
| Alamat yang digunakan | IP Address | MAC Address |
| Fungsi utama | Menghubungkan jaringan berbeda | Menghubungkan perangkat dalam jaringan sama |
| Broadcast Domain | Membatasi broadcast domain | Meneruskan broadcast |
| Protocol | IP, RIP, OSPF, BGP | Ethernet, STP |
5.2 Arsitektur dan Komponen Router
Router terdiri dari berbagai komponen hardware dan software yang bekerja bersama untuk menjalankan fungsi routing.
Komponen Hardware
- CPU: Processor untuk menjalankan IOS dan proses routing
- RAM: Menyimpan routing table, ARP cache, running configuration
- NVRAM: Menyimpan startup configuration
- Flash: Menyimpan IOS image
- ROM: Menyimpan bootstrap program dan POST
- Interfaces: Port fisik untuk koneksi jaringan
Komponen Software
- IOS (Internetwork OS): Sistem operasi Cisco router
- Bootstrap Program: Memuat IOS selama boot
- POST (Power-On Self Test): Test hardware saat startup
- ROM Monitor: Mode recovery untuk troubleshooting
- Configuration Register: Mengontrol proses boot
Jenis Interface Router
LAN Interfaces
- Ethernet (10 Mbps): Interface tradisional
- FastEthernet (100 Mbps): Standard untuk LAN
- GigabitEthernet (1 Gbps): High-speed LAN
- 10-GigabitEthernet: Backbone connections
WAN Interfaces
- Serial: Koneksi point-to-point
- ISDN BRI: Integrated Services Digital Network
- DSL: Digital Subscriber Line
- Cable: Koneksi melalui TV kabel
Management Interfaces
- Console Port: Koneksi langsung untuk konfigurasi awal
- Auxiliary Port: Koneksi modem untuk remote access
- Management Ethernet: Interface khusus management
5.3 Konfigurasi Dasar Router Cisco
Konfigurasi dasar router meliputi pengaturan hostname, interface, password, dan routing dasar.
Mode-Mode Konfigurasi Router
User EXEC Mode
- Prompt:
Router> - Hanya perintah monitoring dasar
- Tidak bisa mengubah konfigurasi
- Masuk dengan:
enable
Privileged EXEC Mode
- Prompt:
Router# - Semua perintah monitoring
- Masuk ke configuration mode
- Masuk dengan:
configure terminal
Global Configuration Mode
- Prompt:
Router(config)# - Mengubah konfigurasi global
- Interface configuration
- Routing configuration
Konfigurasi Dasar Router
! Masuk ke privileged mode
Router> enable
! Masuk ke global configuration mode
Router# configure terminal
! Set hostname
Router(config)# hostname R1
! Set console password
R1(config)# line console 0
R1(config-line)# password cisco123
R1(config-line)# login
! Set enable secret password
R1(config)# enable secret class123
! Konfigurasi interface FastEthernet 0/0
R1(config)# interface fastethernet 0/0
R1(config-if)# ip address 192.168.1.1 255.255.255.0
R1(config-if)# no shutdown
R1(config-if)# description LAN-Interface
! Konfigurasi interface Serial 0/0/0
R1(config)# interface serial 0/0/0
R1(config-if)# ip address 203.0.113.1 255.255.255.252
R1(config-if)# clock rate 64000 ! Hanya pada DCE side
R1(config-if)# no shutdown
R1(config-if)# description WAN-Interface
! Save configuration
R1(config)# end
R1# copy running-config startup-config
5.4 Konsep Routing
Routing adalah proses menentukan jalur terbaik untuk mengirimkan paket data dari network sumber ke network tujuan.
Jenis-Jenis Routing
Static Routing
- Dikonfigurasi manual oleh administrator
- Tidak ada overhead traffic routing
- Keamanan lebih baik
- Cocok untuk jaringan kecil
- Tidak adaptif terhadap perubahan
Dynamic Routing
- Otomatis belajar rute melalui routing protocol
- Adaptif terhadap perubahan jaringan
- Cocok untuk jaringan besar dan kompleks
- Membutuhkan bandwidth untuk update
- Kurang aman dibanding static routing
Default Routing
- Rute untuk semua network yang tidak dikenal
- Biasanya menuju internet gateway
- Mengurangi ukuran routing table
- Cocok untuk stub networks
Konfigurasi Static Routing
! Syntax dasar static route
R1(config)# ip route
! Contoh konfigurasi static route
R1(config)# ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 203.0.113.2
R1(config)# ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 serial 0/0/0
! Default route menuju internet
R1(config)# ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 203.0.113.2
! Melihat routing table
R1# show ip route
R1# show ip route static
Dynamic Routing Protocols
| Protocol | Type | Metric | Use Case |
|---|---|---|---|
| RIP | Distance Vector | Hop Count | Jaringan kecil |
| EIGRP | Advanced Distance Vector | Composite Metric | Jaringan Cisco |
| OSPF | Link State | Cost | Jaringan enterprise |
| BGP | Path Vector | Path Attributes | Internet routing |
5.5 Network Address Translation (NAT)
NAT memungkinkan multiple perangkat dalam jaringan lokal menggunakan satu alamat IP publik untuk mengakses internet.
Jenis-Jenis NAT
Static NAT
- One-to-one mapping
- Alamat private ke public tetap
- Cocok untuk server yang perlu diakses dari internet
- Konfigurasi manual
Dynamic NAT
- Pool of public addresses
- First-come first-served basis
- Lebih efisien dari static NAT
- Masih membutuhkan banyak public IP
PAT (NAT Overload)
- Many-to-one mapping
- Menggunakan port numbers
- Paling umum digunakan
- Efisien dalam penggunaan IP public
Konfigurasi NAT Overload (PAT)
! Tentukan inside dan outside interfaces
R1(config)# interface fastethernet 0/0
R1(config-if)# ip nat inside
R1(config-if)# exit
R1(config)# interface serial 0/0/0
R1(config-if)# ip nat outside
R1(config-if)# exit
! Tentukan ACL untuk traffic yang akan di-NAT
R1(config)# access-list 1 permit 192.168.1.0 0.0.0.255
! Konfigurasi NAT overload
R1(config)# ip nat inside source list 1 interface serial 0/0/0 overload
! Verifikasi NAT
R1# show ip nat translations
R1# show ip nat statistics
Keuntungan NAT
NAT menghemat alamat IPv4, meningkatkan keamanan dengan menyembunyikan alamat internal, dan memberikan fleksibilitas dalam merancang jaringan private. Namun, NAT dapat menyebabkan masalah dengan aplikasi yang embedded IP addresses dan meningkatkan latency.
Latihan Praktikum
Aktivitas 5: Konfigurasi Router Dasar
Tujuan: Memahami dan mempraktikkan konfigurasi dasar router Cisco termasuk static routing dan NAT
Scenario Jaringan:
Topologi: Dua router yang terhubung via serial link, masing-masing router memiliki LAN
Router 1: LAN 192.168.1.0/24, Serial 203.0.113.1/30
Router 2: LAN 192.168.2.0/24, Serial 203.0.113.2/30
Langkah-langkah:
- Konfigurasi hostname pada kedua router
- Konfigurasi password untuk console dan enable mode
- Konfigurasi IP address pada interface LAN dan WAN
- Konfigurasi static routing agar kedua LAN bisa saling berkomunikasi
- Konfigurasi NAT overload pada Router 1 untuk internet access
- Verifikasi konektivitas dengan ping dan traceroute
Laporan Praktikum:
Buat laporan berisi:
- Topologi jaringan yang digunakan
- Konfigurasi lengkap kedua router
- Hasil show commands (ip route, ip interface brief, etc.)
- Hasil testing konektivitas
- Analisis masalah yang ditemui dan solusinya
- Kesimpulan pembelajaran
Estimasi Waktu
Aktivitas ini membutuhkan waktu sekitar 3-4 jam untuk konfigurasi dan testing. Gunakan Cisco Packet Tracer atau GNS3 untuk simulasi.
Quick Quiz - Evaluasi Pemahaman
1. Pada layer OSI manakah router beroperasi?
2. Manakah yang BUKAN fungsi utama router?
3. Command manakah yang digunakan untuk masuk ke global configuration mode?
4. Jenis NAT manakah yang paling efisien dalam penggunaan alamat IP public?