Pertemuan 12: Desain Jaringan - Redundancy & Scalability
1. Pendahuluan: Mengapa Redundancy dan Scalability Kritikal?
Dampak Bisnis Jaringan yang Down
- Kerugian Finansial: Perusahaan kehilangan $5,600 per menit untuk bisnis rata-rata (studi)
- Kehilangan Produktivitas: Ratusan karyawan tidak bisa bekerja
- Kerusakan Reputasi: Kepercayaan pelanggan dan mitra menurun
- Disadvantage Kompetitif: Ketinggalan dalam persaingan bisnis
Analogi Gedung Bertingkat
Membangun jaringan seperti membangun gedung bertingkat:
- Redundancy seperti sistem elevator cadangan dan tangga darurat
- Scalability seperti desain fondasi yang mampu menambah lantai lagi
- High Availability seperti sistem listrik backup dan generator
Solusi: Desain Jaringan yang Resilient
Desain jaringan dengan redundancy (ketahanan) dan scalability (kemudahan pengembangan) untuk memenuhi tuntutan bisnis modern.
2. Konsep High Availability (HA) dan Redundancy
Definisi High Availability
High Availability adalah kemampuan sistem untuk tetap beroperasi secara terus-menerus tanpa interupsi yang signifikan, bahkan ketika komponen individual gagal.
Metrik HA dan Service Level Agreements (SLA)
| Ketersediaan | Downtime per Tahun | Kelas | Aplikasi Typical |
|---|---|---|---|
| 99% (Two Nines) | 3.65 hari | Dasar | Sistem non-kritis |
| 99.9% (Three Nines) | 8.76 jam | Perak | Aplikasi bisnis |
| 99.99% (Four Nines) | 52.6 menit | Emas | E-commerce, Enterprise |
| 99.999% (Five Nines) | 5.26 menit | Platinum | Finansial, Healthcare |
B. Analisis Single Point of Failure (SPOF)
Identifikasi komponen yang jika gagal akan mengakibatkan seluruh jaringan down:
SPOF Umum dalam Jaringan Enterprise
- Core Switch Tunggal: Tanpa partner untuk redundancy
- Link Internet Tunggal: Tidak ada koneksi backup
- Firewall Tunggal: Single security enforcement point
- Power Supply Tunggal: Tanpa UPS atau generator backup
- Single ISP: Ketergantungan pada satu provider
- Server Terpusat: Semua layanan di satu physical server
3. Teknik Redundancy Layer 2: Spanning Tree & EtherChannel
A. Spanning Tree Protocol untuk Redundancy
Desain STP Optimal untuk High Availability
[Switch Access]
|
|
[Distribution A] == [Distribution B]
| |
| |
[Core Switch A] == [Core Switch B]
| Fitur | STP 802.1D | RSTP 802.1w | MSTP 802.1s |
|---|---|---|---|
| Waktu Konvergensi | 30-50 detik | 1-2 detik | 1-2 detik |
| Redundancy | Dasar | Failover cepat | Load balancing per-VLAN |
| Kompleksitas | Rendah | Sedang | Tinggi |
| Penggunaan Enterprise | Warisan | Direkomendasikan | Jaringan besar |
B. EtherChannel/LAG (Link Aggregation Group)
Konsep EtherChannel
Menggabungkan multiple link fisik menjadi satu link logis untuk meningkatkan bandwidth dan redundancy otomatis.
Konfigurasi EtherChannel:
! Buat interface Port-channel
interface Port-channel1
switchport mode trunk
switchport trunk native vlan 99
switchport trunk allowed vlan 1,10,20,30
! Assign interface fisik ke channel group
interface GigabitEthernet1/0/1
channel-group 1 mode active
switchport mode trunk
interface GigabitEthernet1/0/2
channel-group 1 mode active
switchport mode trunk
| Manfaat | Deskripsi | Dampak |
|---|---|---|
| Peningkatan Bandwidth | 2Gbps dari dua link 1Gbps | Performansi lebih baik |
| Redundancy Otomatis | Jika satu link down, traffic dialihkan | Zero downtime |
| Load Balancing | Traffic didistribusikan across links | Utilisasi optimal |
| Manajemen Sederhana | Satu interface logis | Troubleshooting lebih mudah |
4. Teknik Redundancy Layer 3: FHRP & Equal-Cost Multipathing
A. First Hop Redundancy Protocols (FHRP)
Konsep FHRP
Protokol untuk redundancy default gateway. Memungkinkan multiple router berbagi virtual IP address untuk gateway redundancy.
| Protokol | Vendor | Standard | Load Balancing | Use Case |
|---|---|---|---|---|
| HSRP | Cisco | Proprietary | Aktif/Standby | Jaringan Cisco-only |
| VRRP | Multi-vendor | RFC 5798 | Aktif/Standby | Environment campuran |
| GLBP | Cisco | Proprietary | Aktif/Aktif | Dibutuhkan load balancing |
Konfigurasi HSRP:
! Router A (Aktif)
interface Vlan10
ip address 192.168.1.2 255.255.255.0
standby 10 ip 192.168.1.1
standby 10 priority 110
standby 10 preempt
standby 10 track GigabitEthernet0/1 20
! Router B (Standby)
interface Vlan10
ip address 192.168.1.3 255.255.255.0
standby 10 ip 192.168.1.1
standby 10 priority 100
standby 10 preempt
B. Equal-Cost Multi-Path (ECMP)
Konsep ECMP
Multiple path dengan metric sama untuk load balancing. Didukung oleh routing protocols seperti OSPF dan EIGRP.
ECMP dengan OSPF:
! Enable load balancing
router ospf 1
maximum-paths 4
! Verifikasi ECMP
show ip route
show ip ospf interface
| Manfaat | Deskripsi | Implementasi |
|---|---|---|
| Agregasi Bandwidth | Kombinasi bandwidth multiple links | OSPF, EIGRP |
| Failover Otomatis | Traffic reroute jika path down | Dynamic routing |
| Utilisasi Optimal | Semua available paths digunakan | Load balancing |
| Scalability | Mudah menambah paths baru | Desain modular |
5. Redundancy WAN dan Konektivitas Internet
A. Koneksi Dual ISP
Strategi Konektivitas Multi-ISP
[Jaringan Enterprise]
|
|
[Firewall/Router]
|
/ \
/ \
[ISP A] [ISP B]
Primary Backup
| Strategi | Deskripsi | Teknologi | Use Case |
|---|---|---|---|
| Primary/Backup | Satu ISP aktif, satu standby | IP SLA, Tracking | Redundancy cost-effective |
| Load Balancing | Traffic dibagi berdasarkan policy | PBR, SD-WAN | Utilisasi bandwidth optimal |
| SD-WAN | Pemilihan path berdasarkan aplikasi | SD-WAN Controllers | Enterprise modern |
| BGP Multihoming | Pertukaran full routing table | BGP | Enterprise besar |
B. Diversitas WAN
Diversitas Path Fisik
Memastikan fiber links mengambil rute berbeda untuk menghindari single point of failure fisik.
Desain Diversitas WAN:
[Kantor Pusat]
|
/ \
/ \
[ISP A] [ISP B]
| |
| (Path fisik berbeda) |
| |
[Kantor Cabang]
Best Practices Redundancy WAN
- Gunakan teknologi last-mile berbeda (Fiber, Copper, Wireless)
- Pilih ISP dengan infrastructure independen
- Implementasi mekanisme failover otomatis
- Monitor kualitas link dan performansi
- Test prosedur failover secara berkala
6. Prinsip Desain Scalability
A. Desain Jaringan Hierarkis
Model Three-Tier yang Scalable
Struktur hierarkis memungkinkan pertumbuhan yang predictable dan manajemen yang lebih mudah.
Arsitektur Jaringan Hierarkis
Core Layer (Backbone kecepatan tinggi)
|
|
Distribution Layer (Penegakan kebijakan)
|
|
Access Layer (Konektivitas pengguna)
|
[Pengguna Akhir]
| Layer | Fungsi | Manfaat Scalability |
|---|---|---|
| Core | Forwarding kecepatan tinggi | Bisa upgrade tanpa mempengaruhi layer lain |
| Distribution | Penegakan kebijakan | Modular - tambah blok distribution baru |
| Access | Konektivitas pengguna | Mudah menambah switch access baru |
B. IP Addressing untuk Scalability
Skema Addressing Terstruktur
Rancang skema IP addressing yang mendukung pertumbuhan dan menyederhanakan manajemen.
Contoh IP Addressing Scalable:
10.0.0.0/8 - Enterprise
├── 10.1.0.0/16 - Region A
│ ├── 10.1.1.0/24 - Gedung 1
│ ├── 10.1.2.0/24 - Gedung 2
│ └── 10.1.3.0/24 - Gedung 3
├── 10.2.0.0/16 - Region B
│ ├── 10.2.1.0/24 - Gedung 1
│ └── 10.2.2.0/24 - Gedung 2
└── 10.3.0.0/16 - Ekspansi masa depan
C. Desain Modular dengan Building Blocks
Konsep Desain Modular
Membagi jaringan menjadi modul-modul independen yang bisa di-scale secara terpisah.
| Modul | Fungsi | Pendekatan Scalability |
|---|---|---|
| Modul Kampus | Konektivitas pengguna per gedung | Tambah modul gedung baru |
| Modul Data Center | Hosting server dan aplikasi | Scale compute/storage secara independen |
| Modul WAN | Konektivitas kantor cabang | Template cabang terstandarisasi |
| Modul Internet | Akses internet dan DMZ | Tambah bandwidth/layer keamanan |
7. Desain Redundancy Data Center
A. Arsitektur Spine-Leaf untuk Scalability
Konsep Spine-Leaf
Desain two-tier yang highly scalable untuk data center modern dengan konektivitas any-to-any.
Arsitektur Spine-Leaf
[Spine 1] [Spine 2] [Spine 3] ... (Spine scalable)
| | |
| | |
[Leaf 1] [Leaf 2] [Leaf 3] ... (Leaf scalable)
| | |
| | |
[Server] [Server] [Server]
| Manfaat | Deskripsi | Dampak |
|---|---|---|
| Arsitektur Non-blocking | Konektivitas any-to-any dengan latency konsisten | Performansi optimal |
| Scaling Mudah | Tambah spine atau leaf switches sesuai kebutuhan | Pertumbuhan predictable |
| Latency Predictable | Hop count konsisten antara devices | Performansi aplikasi lebih baik |
| High Availability | Multiple paths untuk redundancy | Uptime 99.999% achievable |
B. High Availability Server Farm
Teknik Redundancy Server
Multiple layers of redundancy untuk infrastructure server kritis.
| Teknik | Implementasi | Manfaat |
|---|---|---|
| NIC Teaming | Multiple network interfaces per server | Redundancy path jaringan |
| Server Multi-homed | Terhubung ke multiple leaf switches | Perlindungan kegagalan switch |
| Load Balancers | Distribusi traffic ke multiple servers | Redundancy aplikasi |
| Clustering | Multiple servers bekerja sebagai satu unit | Perlindungan kegagalan server |
8. Studi Kasus: Rancangan Jaringan Enterprise Resilient
Scenario: Perusahaan Finansial
Requirements Bisnis:
- 1 Kantor Pusat: 500 pengguna dengan requirements high availability
- 5 Kantor Cabang: 50-100 pengguna each dengan konektivitas reliable
- Ketersediaan: 99.99% uptime (52.6 menit downtime per tahun)
- Rencana Ekspansi: 2 cabang baru tahun depan
- Kepatuhan: PCI DSS, SOX, dan regulatory requirements
Implementasi Desain Redundancy
Desain Kantor Pusat
Infrastructure Kantor Pusat:
├── Core Layer: Dual core switches dengan VSS/stacking
├── Distribution: Dual distribution switches per lantai
├── Access: Dual-homed access switches
├── Internet: Dual ISP connections dengan SD-WAN
├── Gateway: HSRP/VRRP untuk gateway redundancy
└── Power: Dual UPS, generator backup
Desain Kantor Cabang
Template Kantor Cabang:
├── Switching: Stackable switches untuk penyederhanaan
├── WAN: Dual links (MPLS + Internet VPN)
├── Security: Firewall terintegrasi dengan HA
├── Wireless: Controller redundant
└── Management: Monitoring terpusat
Implementasi Desain Scalability
Strategi Scalability
- IP Addressing: /16 per region utama dengan ruang untuk pertumbuhan
- Routing: OSPF multiple areas untuk segmentation dan scalability
- WAN Modular: Template terstandarisasi untuk cabang baru
- Perencanaan Kapasitas: 40% headroom untuk semua link kritis
- Dokumentasi: Dokumentasi desain komprehensif untuk ekspansi masa depan
9. Best Practices untuk Lulusan D3
A. Checklist Redundancy
Checklist Implementasi Redundancy
B. Checklist Scalability
Checklist Perencanaan Scalability
10. Tools untuk Desain Jaringan
A. Tools Diagramming dan Dokumentasi
| Tool | Tipe | Use Case | Biaya |
|---|---|---|---|
| Cisco Packet Tracer | Simulasi | Pembelajaran dan desain dasar | Gratis |
| Lucidchart | Diagramming | Diagram jaringan profesional | Freemium |
| Microsoft Visio | Diagramming | Diagram standar enterprise | Berbayar |
| Draw.io | Diagramming | Alternatif open source | Gratis |
B. Modeling dan Simulasi Jaringan
| Tool | Kemampuan | Kompleksitas | Penggunaan Enterprise |
|---|---|---|---|
| GNS3 | Simulasi jaringan dengan IOS nyata | Tinggi | Testing lanjutan |
| Cisco Modeling Labs | Simulasi jaringan enterprise | Tinggi | Enterprise besar |
| EVE-NG | Emulasi multi-vendor | Sedang | Service providers |
| SolarWinds NCM | Manajemen konfigurasi jaringan | Sedang | Operasi jaringan |
11. Tugas Kelompok: Merancang Jaringan Resilient (Bobot 15%)
Scenario: Startup E-commerce Tumbuh Cepat
Requirements Bisnis:
- Pengguna Saat Ini: 200 karyawan
- Pertumbuhan Masa Depan: Scalable ke 1000 pengguna dalam 3 tahun
- Ketersediaan: Jaminan uptime 99.9%
- Konektivitas Cloud: Diperlukan integrasi AWS/Azure
- Anggaran: Sadar biaya tetapi tidak mengorbankan reliability
- Aplikasi: Platform e-commerce, CRM, video conferencing
Deliverables yang Diharapkan:
- Diagram jaringan dengan mekanisme redundancy
- Skema IP addressing yang scalable
- Daftar equipment dengan justifikasi
- Rencana implementasi high-level
- Estimasi biaya dan analisis ROI
Panduan Framework Solusi:
Pendekatan yang Direkomendasikan:
1. Desain Core: Dual core switches dengan stacking
2. Distribution: Distribution per lantai dengan HSRP
3. Access: Dual-homed access switches
4. WAN: Dual ISP dengan SD-WAN untuk optimasi cloud
5. Wireless: Controller-based dengan controller redundant
6. Security: Next-gen firewall dengan HA pair
7. Monitoring: Sistem monitoring jaringan komprehensif
Skema IP: 10.10.0.0/16 dengan subnets /24 per departemen
Pertumbuhan: 40% headroom pada semua link kritis
Kriteria Penilaian:
- Kelayakan dan Ketahanan Desain (40%): Akurasi teknis dan redundancy
- Skalabilitas untuk Pertumbuhan Masa Depan (30%): Kemampuan mengakomodasi ekspansi
- Cost-effectiveness (20%): Kesadaran anggaran tanpa mengorbankan reliability
- Dokumentasi dan Presentasi (10%): Kualitas dokumentasi profesional
12. Kaitannya dengan Dunia Kerja D3
Posisi Kerja yang Membutuhkan Skill Ini
| Posisi | Fokus Redundancy | Fokus Scalability | Tugas Typical |
|---|---|---|---|
| Network Design Engineer | Tinggi | Tinggi | Perencanaan arsitektur, perencanaan kapasitas |
| Infrastructure Architect | Tinggi | Tinggi | Desain enterprise, seleksi teknologi |
| Network Operations Specialist | Sedang | Sedang | Implementasi, monitoring, maintenance |
| IT Project Manager | Rendah | Sedang | Perencanaan proyek, manajemen vendor |
Pertanyaan Interview yang Sering Ditanya
Pertanyaan Interview Teknis:
Tips untuk Lulusan D3:
- Pahami fundamental prinsip desain hierarkis
- Kuasi konfigurasi redundancy protocols (HSRP, EtherChannel)
- Belajar diagramming jaringan dengan tools profesional
- Ikuti perkembangan SD-WAN dan cloud networking
- Buat portfolio dengan proyek desain nyata